Lagi-lagi aku hanya bisa menumpahkan semuanya disini, kerinduanku, kecintaanku, kebencianku bahkan kehinaanku sekalipun yang tidak bisa kusampaikan langsung pada dirimu.
Saat ini aku hanya rindu. Rindu masa-masa kelamku dan kesenanganku. Itu hanya momen yang tidak penting bagimu, tapi bagiku? Itu partikel-partikel penting pembentuk jati diriku. Termasuk kau, kau yang sampai detik ini tidak berhenti berputar-putar dalam otakku, menari-nari di hatiku dan hilir-mudik di mimpiku. Hahahaa... berlebihan memang, bahkan lebih dan lebih dari itu.
Setiap kali mata berkedip, masih saja pantulan wajahmu terasa di retina mataku. Setiap kali hidungku menghirup udara di sekitarku, masih saja aroma khas tubuhmu merasuk paru-paruku. Setiap kali telingaku hening tanpa suara, kemudian yang ada hanya suaramu yang terus bergema di gendang telinga dan lagi-lagi aku sangat menikmati itu meski setiap kalinya seperti tertusuk jarum dan terlilit kawat berduri. Aku tak peduli saat tua nanti mataku telah rabun, telingaku kurang mampu mendengar dan ingatanku tak mampu lagi dalam mengenali aromamu, setidaknya setelah aku bertemu denganmu terakhir kalinya (Kamis malam itu), selama itu aku selalu menikmati semua hal terkecil dari kau yang aku cintai.
(Jika karma terjadi..)
Mungkin aku tidak akan bisa lagi menjadi orang pertama yang kau lihat di pagi hari dan orang terakhir yang kau lihat di malam hari tapi percayalah meski zaman terus berganti, kau masih dan akan tetap menjadi yang pertama dan terakhir yang kulihat disetiap harinya walau hanya melihat replika wajah tampanmu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar