Sayang, darahmu begitu segar, merah seperti buah delima. Apa kau terluka? Maaf, salahmu biarkan aku menggrayangimu. Sayang, kenapa kau begitu pasrah? Tidak berontak hinggaku tak lagi tertantang. Aaah, kau payah. Pergilah ke kamar kecil disudut kamar, akan kubersihkan bercak darah ini yang kau buang tanpa syarat. Berjalanlah ia pelan, menangis mendengar perkataan kekasihnya. Sayang, kenapa kau lama sekali didalam? Urusan kita belum selesai diatas ranjang. Makin keras tangisannya, mendengar perkataan lelakinya yang makin tidak pantas, menusuk telinga hingga ke dada semoknya. Keluarlah ia dengan pakaian lengkap seperti semula sebelum dilucuti lelakinya, mendekatlah ia pada lelakinya dan seketika gamparan mendarat dipipi berewok lelakinya "Plaaaaak!". Aku berani, aku pasrah karna mencintaimu bukan karna aku murahan! Teriaknya sambil menangis. Lelakinya pun berdiri dari pinggiran ranjang yang ia duduki, medekat dan memeluk kekasihnya sambil berkata, maafkan aku sayang, aku hanya ingin memastikan bagaimana besar "Atas nama cinta" yang biasa kudengar dari Rosa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar