Sebentar lagi, kemarahanku pergi, sementara hujan belum menghentikan kemarahannya; Tenggelam oleh kemarahan, ketidakramahan menghanyutkan.
*
Senja, aku jatuh cinta kedua kalinya; Pada bayangan diri, dipasir pantai.
*
Kau adalah pemitar rindu, ulung. Aku adalah sasaranmu, kenapa rindu tak jua datang padaku?
*
Cinta kita, pradini, terhenti karena kisah yang tak kuingini.
*
Sebelum melanjutkan dan memulas sketsa wajah sendunya, kubisikkan padanya "Sayang, kau tampak cantik hari ini. Izinkan kulukis wajahmu, langsung, terakhir kali.".
*
Bukan hanya bening, aku; Air bening sekalipun tak sejernih, saat mata telanjang melihatnya.
*
Semanis apapun senyum, seteduh apapun tatapan mata, sehangat apapun sebuah pelukan, tidak ada; Kesedihan adalah kesedihan, meretas duka.
*
Kukunyah percakapan malam, kutelan keheningan setelahnya, kemudian semua turun, perlahan. Setibanya, ingin kucerna, muntah tak sengaja.
*
Aku, panda; Menari ria ditaman bunga, khayalan.
*
Matahari pagi melempar senyum sumringah, pada gadis berpayung merah jambu berenda; Pagi yang cerah, hatinya mendung berkabut luka.
*
Jika cinta bukanlah kebohongan, tidak perlu berpura-pura menyukai kopi, memaksakan diri mengganti rokokmu dengan marlboro merah, agar kita terlihat sama, atas apa yang kita cinta.
*
Lekas sembuh, sebab aku tak lagi sabar, menyambut keceriaan dan semua tawa bahakmu, seperti hari-hari sebelumnya.
*
Jangan singgah terlalu lama, jika tak berniat untuk berumah. Jika sebaliknya, kenyamanan menggamak mesra keheningan yang telah lama berumah.
*
Seketika mendung mencuri hujan merah jambu yang telah kutenun berminggu-minggu, sembari aku memastikan, dihatimukah semua itu akan kuturunkan?
*
Setelah pertemuan itu, aku lebih suka bersenandung, tersenyum depan cermin ajaib, yang selalu berkata bahwa akulah yang paling ia cinta.
*
Aku pun tak meminta diriku untuk menjadi hujan, membasahi hatimu, menenggelamkan mata, dan tubuhmu. Pelan-pelan menjelma air bandang.
*
Aku tak meminta diriku menjadi rindu, menjadi tangis, menjadi mawar, yang sewaktu-waktu akan melukaimu.
*
Masih ada pijar cahaya dari sela rongga dada. Biarkan aku tetap seperti ini, mencintaimu tanpa tangan, tak ingin bertepuk sebelah tangan.
*
Kuharap kau takkan keberatan, jika aku mengayuh angin hingga ke seberang, mengembalikan hati yang tersisa, berdebu, dan usang.
*
Dan aku akan membisikkan padamu, sedikit rahasia; Bahwa aku tak lagi mencintai hujan yang sederhana.
*
Suara jam dinding memecah hening, bening dan hening saling adu, mana yang lebih dulu, mendengar detak-detak jantung rindu.
*
Seandainya hening bisa menyumirkan rindu yang tak selesai.
*
Pagi-pagi sekali, aku dibangunkan oleh sepucuk surat rindu, yang tak terduga, yang tak kutahu siapa pengirimnya.
*
Aku sedang dalam pengaruh secangkir kopi papua dan taburan rindu tua diatasnya.
*
Obrolan tadi, meninggalkan remah-remah kenangan, sepanjang jalan pulang, dan akhirnya semut-semut merah berdatangan.
*
Sepasang burung pipit, meratus kencang, tentang cinta, sembari menyulam kenangan dalam sangkar.
*
Sajak, mahatahu; Siapakah tuan, pemilik rindu, cinta dan kisah yang tak selesai.
*
Pagi ini, kucukur kumis dan janggut; Berharap menu makan siang atau malamku nanti, adalah kamu, ciumanmu.
*
Sendiri, duduk memunggungi rindu dibangku taman, sorotan lampu tepat diatas kepala, meretas bayangan, dia yang memelukku, dulu.
*
Pohon yang tinggi dan buahnya adalah rindu ini, petiklah, sebelum tersapu, terbawa angin, tanpa permisi.
*
Aku, penafsir ulung, atas rindu; Menerka samar-samar rindu, meronta-ronta, saat embun mendahuluiku, yang tahu kepada siapa rindumu tertuju.
*
Kediaman terindah, yang tak lagi memperkenankan aku tinggal, hatimu; Bergelandangan, sesekali berkemah, menunggu dibukakan kembali, pintu.
*
Kurekam senyum simpulnya, diam-diam kukemas, kusimpan dibalik mata, sebelum ia tahu, dan berkala dengan mulut tertutup, tanpa senyum.
*
Hatiku ialah kamar tidurmu, berantakan, dimana rindu-rindu berserakan; Semenjak kau temukan kamar, dan teman tidur yang lebih paham permainan ranjang.
*
Kegetiran kopi yang kusesap saat senja, bercinta dengan pai isi rindu, lumer dilidah; Ciuman terakhir.