Sore ini (Rabu) hujan cukup deras, rasa lapar pun tak bisa terelakan karena sejak kemarin pun aku belum juga makan. Aku putuskan untuk memasak mie kuah instan, cocok dengan cuaca dingin sore ini. Sembari menunggu air dalam panci mendidih, kuputar playlist di mp3 player, masih aman. Akhirnya air mendidih, tak berapa lama mie kuah instan pun masak. Kubawa semangkuk mie kuah instan ke dalam kamar, barulah kuletakkan semangkuk mie kuah instan diatas meja tulis, tiba-tiba selera makan hilang, seketika.
Aku duduk dipinggiran ranjang, dengan tatapan kosong, pikiran melayang entah kemana-mana. Hujan sudah mulai reda, semangkuk mie kuah instan yang kuletakkan diatas meja, sudah tidak lagi enak dipandang. Selera makan hilang, sekejap perut terasa kenyang, selalu seperti ini. Setiap kali Sigur ros melantunkan rindu dan rasa bersalah ditelinga, meresap ke kepala, dibawa oleh oksigen ke dada, bercampur dalam darah. Aku gila, tiap kali mendengar semua nyanyiannya. Aku benci Sigur ros, tapi kecintaanku padanya jauh lebih besar dari segala. Bukan Sigur ros yang aku permasalahkan, yang buatku merasa tidak waras, tapi...
Pagi ini (Kamis), aku dibangunkan oleh Pak pos yang mengetuk pintu depan, mengantarkan sebuah amplop berwarna coklat. Karena aku belum cukup penasaran, kuletakkan diatas meja depan televisi. Seperti biasa, setiap pagi, aku pergi ke dapur, minum segelas air putih, kemudian pergi ke kamar mandi. Setelah selesai, aku duduk di sofa depan televisi, tidak seperti biasanya aku ingin menonton acara berita pagi. Saat mengambil remote televisi diatas meja, tiba-tiba rasa penasaran datang, kuambil amplop coklat tadi, tanpa melihat siapa nama pengirimnya, langsung kurobek sisi kanannya, dan isinya.
_______________________________________________________________________
"Dear Dhasa,
Maaf, jika surat ini akan mengejutkanmu atau bahkan bisa merusak kebahagiaan hari-harimu nantinya, aku hanya ingin memperkenalkan apa dan siapa yang seharusnya kau kenal, sejak dulu. Kunamai dia sama sepertimu, Dhasa.
Kinasih.."
_______________________________________________________________________
Kurogoh amplop coklat tadi, selembar foto anak kecil, perempuan, berponi, berambut lurus, panjang dan punya mata coklat yang indah. Mataku sudah berkaca-kaca, menerka-nerka, terkejut karena rasa tidak percaya akan tulisan dibalik foto "Dhasa, putrimu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar