Cintanya begitu bebas, begitu puas. Dinginnya malam menusuk tulang tak terasa hanya dengan satu tatapan saja. Samarnya penglihatan begitu jelas bersama rabaan telapak tangan, lembutnya wajah, begitu halusnya suara. Cintanya begitu khas, begitu wangi. Teriknya siang tak buatku terbakar, sejuk hanyalah sebagian kecil keindahan akan sentuhan. Riuhnya angin membawa awan mendekati hitam tak cukup buatku cemas akan datangnya hujan. Basahi aku, siramlah agar aku kembali segar. Saat mataku spontan membuta, penciumanku tak punyai lagi rasa dan telingaku tuli seketika, hanya gumpalan darah inilah yang aku punya untuk membalas cintanya yang alakadarnya, begitu apa adanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar