Rasuk hati, memanggil apa yang pernah bermaksud ketika itu, ketika aku berpura-pura tidak tahu, ketika lensa mataku tak fokus melihatmu. Sekarang, apa kabar, itu? Itu adalah apa, mengapa, kapan, dan bagaimana ia tumbuh tanpa kutahu kapan kau menanamnya pada tanah dalam pot, di pinggiran jendela kamarku. Curiga, saat aku tidur, kau mengendap-endap masuk, menebar benih, sedang aku sibuk memimpikanmu. Curiga, kau bertamu dan meninggalkannya dalam cangkir kopi. Biarlah angin yang membawa arah, kemana tujuan sebenarnya.
Elok, lembut serupa awan, senyum yang menawan, sepeninggal kau berjalan menjauh dari pagar. Hanya punggung yang melambai-lambai, seperti "Kiss bye", mustahil, tapi itulah kesan yang tertinggal. Sebentar, aku sedikit bingung dengan kesan yang aku sebutkan, tadi, sejak kapan? Sedangkan menyapa pun pernah-tidak pernah secara langsung, bagaimana bisa mampir, datang bertamu dan meninggalkan kesan? Itulah ajaibnya, kau.
Nirwana, tempat kebebasan dan kesempurnaan, dimana ketentraman yang hakiki ada di sana, apakah kau ada disana? Sebelum kau menjawab itu, aku sudah lebih dulu tahu, karena nirwana bukan hanya ada disitu, kau memilikinya, jika kau tahu, namamu, ada disini.
Dalamnya samudera, sedalam itukah kau menyembunyikan kisah? Aku yang tidak bisa berenang dalam air, apalah daya jika aku dilepas ke hamparan luas samudera yang kau punya? Memahamimu seperti menyatukan warna yang sama pada tiap sisi rubik, mencari jalan keluar dalam labirin, mencari obat dari penyakit yang aku derita saat ini, ialah kau menari-nari dalam kepala.
Yang terjadi, sebelum aku menentukan apa yang akan aku tulis di akhir ini, ada obrolan nyaman, lagi, yang menjawab semua pertanyaan tadi, di sini. Kali ini berhasil buatku menangis, merenung, menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu aku kejar, dan kau salah satunya. Semoga, kisahmu tak sedalam itu, sulitnya memahamimu tak sesulit rubik, tapi jika aku harus tersesat dalam labirin, tak apa, selagi itu dalam hatimu. Jangan pernah bosan memberiku kewajaran, senyum sebenarnya, dan tetaplah menari dalam kepala.