Angin malam melambaikan tangan, mengajakku untuk pulang
Di hatimukah aku pulang?
Berdiam, meresapi apa yang pernah menjadi luka
Di dadamukah aku merebahkan kesepian?
Jari-jari yang di nodai tinta hitam, saksi
Begitu banyak tinta, kugoreskan, coretan
Yang tak pernah sia-sia
Kau, adalah tinta yang sebenarnya
Ini bukan tentang aku atau kau, tapi kita
Bukan hanya dalam sebuah tulisan penuh dengan tinta hitam
Seberapa banyak waktu dan celah kosong dalam kertas?
Dalam hening aku terus bertanya, apakah kau adalah jawaban?
Sampai akhirnya embun menyudahi malam
Aku mulai meraut pensil, berharap ada cerita baru yang akan aku tuliskan
Sesederhana menulis namamu, menggunakan pensil di kertas kosong, berulang
Hingga tampak cantik, dan itu adalah kau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar