Rasa ini sungguh tak lazim, menzalimi diri sendiri, membahagiakan yang tak paham arti.
♥
Jangan pernah lagi datang, meski hanya sekelibat dalam mimpi, sedetik dalam dekapan.
♥
Mimpi adalah kota kita, di mana aku bisa menata kita; hati dan masa depan bersama.
♥
Kau yang hadir dalam bunga tidurku, memecah ketenangan alam bawah sadarku. Sakitnya, lebih indah dari semua itu.
♥
Seandainya, kenangan sesederhana foto dalam dompet.
♥
Semenjak kita tak lagi seranjang, tak ada yang lebih pagi dari embun di ujung dedaunan.
♥
Telah kubawa pulang, purnama. Bukan bulan, melainkan binar mata, yang menenangkan duka.
♥
Saat kerinduan tak lagi memecah keheningan, pertanda bahwa ketiadaan telah biasa.
♥
Saat kesedihan jauh lebih dalam dibanding ketabahan, sudah saatnya kaburkan, kuburkan!
♥
Saat kewajaranku telah lelah, sudah saatnya kesengajaanku bermula.
♥
Adalah benar, keputusanku untuk bersikap seperti itu; berpura-pura tak mencintaimu.
♥
Hujan, samarkanlah basah mataku.
♥
Kemerahan setengah tenggelam, gelap mendekap bulan perlahan. Kuning gading, maukah kau memeluk rinduku yang mulai menghitam?
♥
Kekasihku, jangan terlambat, telah kutitipkan rindu berlilit pita merah jambu pada cahaya kuning gading, esok pagi.
♥
Aku tenang, mendengar denyut hujan, mengkhayalkan ada sepasang tangan yang berputar mengelilingiku, memelukku dari segala penjuru.
♥
Jika dekat hanya sekadar dekat, apalah guna kabar yang kuibaratkan sebuah pelukan?
♥
Jika kau tak paham atas sajak-sajakku, pejamkan matamu, ciumanku akan menerjemahkannya padamu.
♥
Aku ingin menjadi bunga daisy untukmu, nyatanya, aku bagimu adalah bunga tulip hitam yang hampir layu.
♥
Biar kukunyah duka yang tak lagi sanggup kautelan sendiri, sebab dengan cinta, dapat kutelan mentah-mentah.
♥
Merokok dapat menyebabkan nyeri dada, tak lebih nyeri dari menahan rindu; sebab abu adalah kesia-siaan.
♥
Perempuan penyuka kopi, menjatuhkan kenangan di atas cangkir kopi
♥
Telah kutitipkan rindu pada senja, esok, jika kau sempat, sapalah ia sejenak saja.
♥
Seandainya jatuh cinta bisa dikendalikan, mungkin cuma lecet dan sakit sekadarnya.
♥
Tidur adalah cara kecil untuk melupakanmu, sejenak, tak berhasil dan kau datang, menyelam dalam mimpi tidurku.
♥
Aku tenang, mendengar denyut hujan, mengkhayalkan ada sepasang tangan yang berputar mengelilingiku, memelukku dari segala penjuru.
♥
Jika dekat hanya sekadar dekat, apalah guna kabar yang kuibaratkan sebuah pelukan?
♥
Jika kau tak paham atas sajak-sajakku, pejamkan matamu, ciumanku akan menerjemahkannya padamu.
♥
Aku ingin menjadi bunga daisy untukmu, nyatanya, aku bagimu adalah bunga tulip hitam yang hampir layu.
♥
Biar kukunyah duka yang tak lagi sanggup kautelan sendiri, sebab dengan cinta, dapat kutelan mentah-mentah.
♥
Merokok dapat menyebabkan nyeri dada, tak lebih nyeri dari menahan rindu; sebab abu adalah kesia-siaan.
♥
Perempuan penyuka kopi, menjatuhkan kenangan di atas cangkir kopi
♥
Telah kutitipkan rindu pada senja, esok, jika kau sempat, sapalah ia sejenak saja.
♥
Seandainya jatuh cinta bisa dikendalikan, mungkin cuma lecet dan sakit sekadarnya.
♥
Tidur adalah cara kecil untuk melupakanmu, sejenak, tak berhasil dan kau datang, menyelam dalam mimpi tidurku.
♥
Aku ingin pulang, bersama daun gugur yang kau jatuhkan. Aku akan kembali datang, bersama musim semi yang selalu kaunantikan.
♥
Entah aku yang terlalu sibuk merindukanmu atau kau yang terlalu dalam meletakkanku dalam hatimu?
♥
Tak banyak harapan yang kutitipkan pada balon-balon yang akan kuterbangkan, cukuplah untuk memancing hujan semalam.
♥
Jika rokok dan kopi adalah takdir yang ada untuk merusak jantungku, maka malam dan setumpuk kenangan yang kautinggalkan adalah kefanaan.
♥
"Berapa lapis? Ratusan." adalah mewakili perhitungan kasar atas rindu yang tak pernah kuhitung dengan sabar.
♥
Sehidup, semati; kukunyah renyah rindu ini, enyahlah kita, setelahnya.
♥
Malam selalu pandai mengajarkanku bagaimana cara berdiam, dengan hikmat, mendengar detak-detak kerinduan.
Aku ingin pulang, bersama daun gugur yang kau jatuhkan. Aku akan kembali datang, bersama musim semi yang selalu kaunantikan.
♥
Entah aku yang terlalu sibuk merindukanmu atau kau yang terlalu dalam meletakkanku dalam hatimu?
♥
Tak banyak harapan yang kutitipkan pada balon-balon yang akan kuterbangkan, cukuplah untuk memancing hujan semalam.
♥
Jika rokok dan kopi adalah takdir yang ada untuk merusak jantungku, maka malam dan setumpuk kenangan yang kautinggalkan adalah kefanaan.
♥
"Berapa lapis? Ratusan." adalah mewakili perhitungan kasar atas rindu yang tak pernah kuhitung dengan sabar.
♥
Sehidup, semati; kukunyah renyah rindu ini, enyahlah kita, setelahnya.
♥
Malam selalu pandai mengajarkanku bagaimana cara berdiam, dengan hikmat, mendengar detak-detak kerinduan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar