Sepertinya celoteh sampahku tidak pernah tercium bahkan terdengar sekalipun. Cerita sakit terdahuluku pun bagai angin tak berbau (Aku lebih berharap itu seperti kentut busuk, meski tidak enak pasti akan terisap). Jika aku tahu lawan bicaraku sama seperti orang terdahuluku, mungkin aku akan siapkan lebih dulu rasa kecewaku. Tapi dalam keadaan apapun, komitmen terpenting buatku meski komitmen darinya penuh ragu. Sepertinya besok harus banyak persediaan tisue bahkan handuk lebih bagus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar