Rabu, 21 Desember 2011

Jatuh cinta, beginilah rasanya..

Jatuh cinta, sesederhana inikah? Jauh dari duka.
*
Aku merindukanmu, bebas, hirup udara, selama aku bisa.
*
Aku mencintaimu, dekat, seujung hidung, mata melihat.
*
Hari itu, sepasang tanganmu, sepasang matamu; 
hingga kini, aku rindu, lekatkan lagi padaku.
*
Terimakasih Sayang, atas segala, atas perasaan yang luar biasa; 
bebas atas kesedihan, luka.
*
Jika aku tahu terlebih dulu, akan jarak ini, akan rindu yang berlebih, begitu perih.
*
Ada hal yang tak aku pahami, sedikit aku mengerti, 
bagaimana bisa percakapan malam, abadikanmu dalam pikiran.
*
Bukan segalanya dirimu, sebab aku mencintaimu, melainkan bagaimana cara bicaramu,
jatuh cintalah aku, padamu, pada segalanya dirimu.
*
Tunggu aku Sayang, sebentar lagi kususul kau, tidur, tidak mimpi, melainkan disisi hingga pagi.
*
Kita berdua, tak bisa saling bicara, tak bisa saling genggam; 
biarlah kita, bercinta, mata saling tatap mesra.
*
Tidurlah sayang, pada dadaku yang lengang, dengarkan, rasakan, detak jantung yang mencinta.
*
Kau, yang kutempuh beberapa jam, waktu, demi sang luar biasa, rindu;
sambutlah aku sayang, eratkan simpul, dadaku, dadamu.
*
Kurebahkan, seutuh tubuh; kau yang menggamak mesra, aku, hatiku, milikmu.
*
Ada kala, aku tak kenal apa itu rindu; kau yang selalu, ada dan terekam, dibalik mata biruku.
*
Kau, yang ada dipinggiran dada, menengahlah. Aku tak ingin kau lengah, jatuh dari dada.
*
Aku cemburu pada angin, yang begitu bebas, masuk dan menyentuhmu, tiap kali ia rindu.
*
Bagaimana bisa kusembunyi senyum simpul, bersama rindu yang tak pernah rapi;
ada baiknya aku simpan, kau dan aku, dalam mimpi.

Teguklah Sayang...

Aku, bagai segelas air, bening tak berwarna, menyenangkan, 
karena aku bisa menjadi sumber kehidupanmu. 
Saat kauteguk, mengalirlah aku dalam tubuhmu, sampai ke hatimu. 
Kau, bagai segelas kopi hitam, manis, menyenangkan, 
buatku enggan tidur, enggan berhenti memikirkan. 
Saat kuteguk, mengalirlah kau dalam tubuhku, sampai ke hatiku.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Aku ingin cicipi puting susumu

Bau busuk apa ini? Sangat tidak nyaman dan jauh dari rasa hangat. Dingin dan begitu banyak yang berterbangan. Mereka siapa? Tak pernah aku melihat mereka sebelumnya, begitu bising ditelinga. Aku lapar, kenapa tak ada lagi yang memberiku makan, melalui ari-ari pusaran? Aku ini dimana? Sangat berbeda dengan sekitarku sebelumnya yang hangat. Disini begitu dingin dan berbau. Aku benci mereka yang berterbangan menghinggapiku, jilati tubuhku. Aku mulai menggigil. Warna kulitku tak lagi merah dan sepertinya akan menjadi biru. Inikah dunia yang menungguku? Kenapa begitu buruk dan berbau? Kau dimana? Aku lapar, aku ingin cicipi puting susumu, mana? Apa aku harus menunggu lagi untuk melihatmu? Jika iya, jauh lebih baik aku menunggu, tenggelam dalam air ketuban karena dunia yang dijanjikan jauh lebih buruk, sama, tak melihat rupamu, tanpa puting susumu. Sekarang aku benar-benar membiru. Cahaya apa itu? Silau, meski mataku belum begitu jelas melihat dan terbuka lebar. Tiba-tiba saja aku melayang, hampir terbang seperti mereka tadi yang menghinggapi, jilati tubuhku. Lihatlah, tubuhku tertinggal dibawah, tubuh yang masih basah karena darah. Kau kah yang membawaku atau Tuhan yang kutemui beberapa bulan lalu?

Sabtu, 08 Oktober 2011

Aku masih perempuan

Aku masih perempuan, sampai kapan pun aku masih perempuan. Aku suka ke salon, remajakan karunia yang rapuh, kecantikkan. Aku masih cantik, sepanjang penilaianku dalam kaca. Aku masih feminin, suka hak tinggi dan rok mini. Aku masih seksi, sepanjang mata lelaki terpancing birahi. Tapi ada hal yang tertutup rapi dibalik semua kata "masih" tadi.

Setiap kali aku bertemu dengan sesuai seleraku, aku tak lagi perempuan dan tak mungkin juga bukan. Aku punya kekasih dan itu susah sekali didapati. Aku sadar banyak yang "bukan" datang menawarkan hati untuk dilabuhi, tapi aku perempuan dan mereka "bukan". Apa masalahnya? Itulah masalahku.

Aku tidak gila, aku tidak sakit, aku masih perempuan. Aku tidak berharap siapapun untuk paham, aku hanya ingin hargailah hak setiap orang dalam pilihannya, alasannya.

Aku marah, saat pandangan mata sinis yang tahu gerak-gerikku dalam interaksi antar sesama, yang tahu aku masih perempuan tampilan luar, yang tahu aku bukan seorang "bukan". Aku benci, saat cercaan moral terbawa oleh pandangan mata mereka. Kemarikan bibirnya! Supaya aku bisa menghentikannya. Aku kesal, saat memandangku sebelah mata, mana sebelah mata lainnya? Buta seketika dengan cercaan mereka. Hey! Tidak ada satu pun orang yang mau punya predikat "masih" dan itu berarti tidak ada yang berhak menghakimi. Jangan bawa kata-kata dosa, karena aku yang menanggung semua, karena aku masih perempuan. Aku tidak salah, tidak menyalahkan siapa saja, hanya saja saat menjadi perempuan, pengalamanku dan diriku yang tidak biasa.

Aku ingin sembuh meski tidak sakit, aku ingin waras meski tidak ada gangguan jiwa, aku ingin menjadi perempuan (lagi). Tapi aku cinta kekasihku saat ini yang jauh lebih pahami aku sebagai perempuan terlepas dari kata "masih" tadi, secara manis dan manusiawi. Apa karena kami sama-sama masih? Entahlah, aku juga tidak bisa memastikannya secara logika dan pandang mata biasa, secara mata hati berdua saling pandang, kami jelas berbeda dan itulah indahnya masih-cinta-masih. Tidak ada lontaran kata-kata kasar, tidak ada kekerasan yang sering aku temui saat menonton berita setiap pagi sebelum pergi bekerja.

Dan lagi-lagi itulah yang aku suka, jatuh cinta yang tidak biasa. Andai aku bisa teriak keras disini sekarang, aku hanya ingin katakan bahwa "Aku masih perempuan!".

Selasa, 04 Oktober 2011

Lingerie..

Layaknya perempuan lain, aku tak bisa tanpa itu. Setiap hari setelah mandi harus berganti, terlebih saat ingin membaringkan tubuh untuk tidur dikasur empuk berbalut bed cover berwarna biru kesukaan. Tapi ada beberapa dari itu yang sangat tidak aku sukai, dimana itu yang kukenakan saat melakukan "Atas nama cinta" bersama laki-laki yang tidak menghargai itu sama sekali. Ingin sekali aku buang, tapi lagi-lagi aku ragu karena aku juga menyukai itu, yang tidak aku suka hanya kenangan buruk setelahnya saja. Tiap kali sehabis mandi, rasanya aku enggan berganti, membuka lemari kecilku yang dipenuhi itu. Warnanya yang teduh, sentuhan serat-serat halus, selalu menggodaku untuk mengenakan itu dan segera buatku ingat dengan kenangan buruk itu. Jadi aku harus kenakan apa? Apa harus aku kenakan sesuatu yang identik dari laki-laki? Apa harus aku diam-diam, memakai kepunyaan ayahku? Itu ide yang buruk, yang tidak juga menyelesaikan masalahku.

Itu benar-benar memusingkan kepalaku, sehari tiga kali berganti, setiap hari terus sepeti itu. Sudah lebih dari 7 tahun sejak aku melakukan kebodohan itu, kali kan saja berapa banyak aku berganti sehabis mandi, sebelum pergi tidur malam hari. Sebanyak itu juga kepalaku serasa ditikam belati berulang-ulang tanpa henti. Aku lelah sekali..




"Atas nama cinta" tidak seindah lagu dari Rosa, tidak hanya sebuah rayuan. Sebenarnya hanya 3 kata yang sangat ampuh untuk menikmati dan menyetubuhi target yang diinginkan, gratis tanpa mahar, tanpa kesepakatan janji suci depan saksi.

Senin, 03 Oktober 2011

Diriku, ya milikku

Aku yang miliki semua ini, aku yang berhak atas apapun yang ada dalam diri. Semampunya aku senikan diri, nikmati tubuh ini. Aku perempuan, aku indah, aku nyaman. Cantik tak perlu mewah, cantik tak harus telanjang, cantik itu aku, cantik itu apa adanya aku. Kekurangan tak jadikan aku lemah, batasan moral tak buatku berhenti berkarya. Urusan dosa tidaknya hanya Tuhan dan aku yang menanggungya.

Aku dan Cakela

Cakela, dimana kalian bisa menemukanku setiap malamnya. Aku akan tampil secantik yang aku bisa. Aku akan lakukan apa yang kalian inginkan, selama nominalnya sesuai, meski itu bukan aku dan kemauanku sebenarnya. Aku, dan aku sebenarnya berbeda. Disana hanyalah tempat aku mencari lembaran yang buatku terjebak. Bukanlah kenikmatannya yang aku cari tapi demi dia yang selalu tertidur saat aku pergi, saat seperti ini. Dia tak pernah tahu, dan jangan pernah tahu akan ini. Semua ini hanya untuk senyuman demi senyuman setiap menatapnya, setiap memeluknya, begitu menyenangkan sambutannya, "Ibu......." teriaknya dengan senang setiap kali aku pulang.

Hentikan!

Memburainya tangisan darah saat berada dalam ceritanya, muntahan akan kerasnya dukacarita kehidupan, tak berarti kami pantas untuk berada dibawah. Meski dia penuh kasih sayang, dia tak cukup sangar tapi dia tak pantas atas perkataan keras, perlakuan kasar. Hentikan!

Kami adalah Perempuan

Kami dan laki-laki adalah sama, akan selalu sama. Hanya vagina dan penis lah yang membuat kami beda hanya sebagai alat produksi atas kami dan laki-laki selanjutnya. Seperti apa kata Tuhan "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". Kami adalah pelengkap, kami adalah ciptaan terindah  yang pernah ada, karna kami adalah perempuan.

Minggu, 02 Oktober 2011

Benang merah..

Aku sendiri pun tak lagi paham dengan diri ini, begitu banyak yang menggalaukan.
Aku seperti kehilangan ide untuk menulis sebuah perasaan yang sedang dialami.
Ini apa kalau bukan menulis?
Terkadang ada beberapa hal yang tidak sesuai dan bahkan terjangkau oleh gumpalan darah sebesar genggam tangan ini.
Hati mana bisa berpikir?
Itulah permasalahan malam ini.

Aku kembali dirumitkan dengan helaian panjang benang merah yang sebenarnya tak pernah aku pintal sebelumnya.
Apalagi untuk menjadikannya selembar kain, bahkan terpikir saja tidak.
Jadi darimana datangnya benang merah itu?
Ya, mungkin saja punya seorang tukang permak levis dan terbawa olehku saat aku mendatangi untuk membenahi jahitan celana jeans andalanku.
Lagi-lagi sepertinya tidak mungkin.

Membingungkan, mau diapakan benang merah yang merumitkan ini?

Jumat, 30 September 2011

Au aah gelap..

Aku pingin sendiri, dimana aku ga bisa menemuin siapapun bahkan wajah manisku sendiri (hihihihii..) dalam cermin. Bosan dengan hari-hari yang hanya sibuk mondar-mandir kampus, kosan, tempat makan/ngopi, habis uang pinjam sana-sini, nunggu kiriman uang, dasar derita anak kosan.

Bangun tidur kelaparan, kangen makanan yang siap santap waktu dirumah dan semenjak 2 tahun lewat, kalau ga ada uang ya ga makan, ada uang malas keluar ya ga makan juga. Masak sendiri dong! Itu yang jadi masalah hahahhaa.. Derita amat sih? Maksa mandiri! Sekarang aja agak enakkan, punya pacar pengertian yang sering bawain makanan, masakan ibunya (so sweet..).

Dan yang jadi masalah terbesarnya ya ini, galau boo! Lagi-lagi salah pilih, bodoh sih. Ga mikir berkali-kali sih. Ujungnya ga guna juga kan yang dipilih, sebenernya guna ga guna juga sih. Tapi gimana lagi, dibuang sayang, dibiarin? Au aaah gelap..


Kamis, 29 September 2011

Perempuanmu, lukisanmu..



"Rasanya, butiran demi butiran halus serbuk conte dalam goresan lukisan wajah perempuan cintaannya wakilkan rasa suka cita, entah sebesar apa perasaannya. Setidaknya akan ada sesuatu yang bisa diingat dan dilihat suatu saat nanti, saat mereka tua."

Sayang, teruslah lukis apa yang kau suka, tunjukkan bagaimana perasaanmu sebenarnya. Agar aku dapat terus menulis atas perasaanku tentangmu, tentang lukisanmu. Karna begitu sulit, kau habiskan waktu dini harimu hanya untuk curahkan perasaanmu, lewat lukisanmu. 

Selasa, 27 September 2011

Ala sinetron Indonesia

Aku adalah orang pertama dalam sebuah cerita, penulis naskah sekaligus pemerannya. Kau adalah orang kedua, dimana menjadi temanku berdialog tentang cinta-cintaan, tren anak muda. Hari-hari habis begitu saja cinta, cinta dan cinta. Seperti bahasa anak jaman sekarang, unyu-unyu julukannya.

Beberapa bulan berjalan, layaknya sinetron stripping beratus-ratus episode yang tak berkesudahan, datanglah orang ketiga yang tak kuundang. Tidak ada dalam cerita yang kutulis, tidak ada casting sebelumnya. Yah, namanya juga sinetron kalau tidak ada biji mata yang mau keluar, tidak ada tangis buaya, tidak ada liarnya kemarahan khas sinetron Indonesia, mana bisa laku? Baiklah, aku dan kau simak bagaimana akting dan dialognya, kita ikuti alur ceritanya.

Atas nama cinta

Sayang, darahmu begitu segar, merah seperti buah delima. Apa kau terluka? Maaf, salahmu biarkan aku menggrayangimu. Sayang, kenapa kau begitu pasrah? Tidak berontak hinggaku tak lagi tertantang. Aaah, kau payah. Pergilah ke kamar kecil disudut kamar, akan kubersihkan bercak darah ini yang kau buang tanpa syarat. Berjalanlah ia pelan, menangis mendengar perkataan kekasihnya. Sayang, kenapa kau lama sekali didalam? Urusan kita belum selesai diatas ranjang. Makin keras tangisannya, mendengar perkataan lelakinya yang makin tidak pantas, menusuk telinga hingga ke dada semoknya. Keluarlah ia dengan pakaian lengkap seperti semula sebelum dilucuti lelakinya, mendekatlah ia pada lelakinya dan seketika gamparan mendarat dipipi berewok lelakinya "Plaaaaak!". Aku berani, aku pasrah karna mencintaimu bukan karna aku murahan! Teriaknya sambil menangis. Lelakinya pun berdiri dari pinggiran ranjang yang ia duduki, medekat dan memeluk kekasihnya sambil berkata, maafkan aku sayang, aku hanya ingin memastikan bagaimana besar "Atas nama cinta" yang biasa kudengar dari Rosa.

Nikmatnya cinta segelas kopi dan dinding kamar ini

Kemarin, aku ditinggal pergi, hari ini aku sendiri, dan esok sebaiknya aku menyendiri, tanpa ada yang pergi, tanpa ada yang memaksaku untuk sendiri. Begitulah hari-hariku sekarang ini, yang semakin hari semakin akrab dengan sunyinya dinding kamar.

Pagi hari, aku lupa dengan segelas kopi hitam malam tadi, setelah selesai kucumbui tanpa kusudahi. Kucicipi lagi sedikit basahi bibir hitam ini akibat rokok yang tak sudah-sudah, dan ternyata masih manis seperti nikmatnya malam tadi. Ya, aku hanya bisa bercinta dengan segelas kopi, bertiga dengan dinding kamar yang setia menyimak kami bergulat tanpa desahan. Wah, dasar perempuan edan!

Jumat, 16 September 2011

Hati hitam

Hatiku hitam karena sampai saat ini aku belum bisa memaafkan kesalahan (seseorang) sendiri. Cukup aku dan Tuhan yang pahami semua itu, gema takbir jadi saksi usahaku mengikhlaskan kemarahan yang tak terpadamkan sebelum semua itu mengeras menjadi batu (dendam).

Anjing II

Aku berani tatap dan temui bajingan yang terus bersembunyi dari hal memalukan sebagai laki-laki. Aku tak lagi patah! Anjing kau punya wajah. Argh! Berhentilah berkeliling diisi kepala, buat kemarahan keluarkan asap dari telinga.

Anjing

Seperti anjing rumahan, punyai tuan, hidup berkecukupan kasih sayang dan makanan. Saat dibebaskan untuk segaran, berkeliaran dijalanan masih saja mencari sisa-sisa makan disampahan. Miris tapi itulah kenyataan, meski tidak semua dari mereka tapi itu yang terlihat dimana mata melihat sekitaran. Jangan merasa jika tidak seperti apa kata saya, ini hanya rasa muak yang masih tersisa, masih terbenam tanpa dendam yang harus saya buang dengan cara yang saya punya, dan inilah hasilnya. Tulisan ini tak maksud mencerca/caci maki suatu kaum terutama pada sang anjing diatas (maafkan saya, ini hanya sebuah imagery semata).

Sabtu, 20 Agustus 2011

Matur

Aku tak cukup paham dengan sistem ini, pemimpin dan para ajudan yang carut marut jauh dari keadilan. Aku dan kami yang mewakili generasi negri ini berharap jiwa besar para orang-orang besar (besar kepala, busungkan dada), bukan ingin dikasihani tapi berilah kami kesetaraan ekonomi. Buka jalan untuk kami maka akan kami kembangkan sendiri. Dukunglah kami dalam pendidikan dan seni, jangan buat kami iri dan berlari ke negri orang lain. Kami tak butuh jutaan pohon beton, ratusan mall, yang kami butuh gubuk layak untuk mencari ilmu, taman bermain salurkan seni dan ladang dimana kalian mengubur uang logam kami. Negri ini yang kaya akan logam mulia, lentus berlimpah dan tanah hitam yang gembur nan subur, tragisnya kami tak cukup bahagia karna kami manusia pribumi seperti kuli. Kami penderita marginalisasi yang hanya bisa menyadari dan berusaha berontak yang tak terladeni. Kami korban monopoli hanya bisa gigit jari melihat kalian menikmati pundi-pundi hasil bumi putar logam kami. Dengan bangganya kalian melenggak yang mahir dalam menjajakan janji-janji penuh ingkar. Kami kaum minoritas terhempas karna marhaenisme  yang tak sesuai. Kami bukan robot, kami bukan binatang pekerja keras, kami punya hak untuk merdekakan diri, harga diri kami. Negri ini krisis moralis dan agamais sebagai pondasi negri ini. Baca tulisan kami, jika telinga kalian tak cukup peka dalam mendengar jeritan hati kami.

Kamis, 11 Agustus 2011

Hanya aku..

Jika mencintaimu adalah dosa
Biarkan aku menjadi penghuni abadi neraka
Jika merindumu haram adanya
Biarkan aku menjadi manusia nista
Jika mencumbumu tidak diperbolehkan Tuhan
Biarkan aku menikahi hatimu terlebih dulu
Jika menunggumu habiskan usiaku
Biarkan aku tebujur kaku
Hanya untuk cinta, rindu dan tubuhmu yang halal untukku
Hanya aku

Kau dan cinta

Kau, cinta yang santun
Kau, cinta yang frontal dan mendayu-dayu
Kau, cinta yang gaduhkan sepi
Kau, cinta yang hempaskan rasa sedih


Halusinasi bayangmu terus menghantam isi kepalaku
Sayang, aku tak lagi mengenal tidur sejak mengenalmu
Mimpiku selalu indah
Meski ku tak lagi pernah tidur


Kau dalam pikiran
Aku dalam diam
Bersama dinding kamar, hembusan asap, dan sugesti nyanyian 
Biarkan semua kacaukan sunyi malam

Rabu, 10 Agustus 2011

Rasakan!

Meski kau berlari kencang
Berusaha untuk seribu langkah mendahuluiku
Kau tidak akan pernah mampu
Selama hati dan pikiranmu tidak lebih busuk dari topengmu
Kejarlah dan nikmati penatnya terjebak bersama rasa dengkimu!

Selasa, 09 Agustus 2011

Your love..

Your love so free of sorrow, pain in heart
Your love so far away from limit, boredom boundary
Your love so blind of sight, dissatisfaction searching
Your love so close of tightly, without distance

Hingga aku, hingga waktu..

Penuhi catatanku dengan kisahmu, kisahku
Biarkan ku tulis semua tentangmu hingga tak ada lagi setitikpun celah dalam kertasku, hingga jari-jariku kaku
Meski habislah semua kertasku, akan ku kosongkan memoriku dan mengisinya denganmu
Biarkan umur dan Tuhanku yang menghapusnya bersama waktu
Saat aku sudah lupa dengan semua kisah itu, jangan letih untuk ceritakan semua tulisanku
Buatku kembali mengingat indahnya dirimu dalam tulisanku dalam memoriku
Saat aku menghilang, bacakan lagi bersama doa-doamu hingga aku bertemu Tuhanku

Aku adalah kanvas..

Aku adalah kanvas, penuh coretan tidak jelas penuh muntahan tanpa sketsa, tanpa filosofi rasa. Sayangnya aku tak lagi bisa bersih, tak bisa kembali putih. Aku tidak membenci coretan cacat ini, aku hanya menunggu pelukis paham yang bisa memperbaiki dan buat semua coretan ini menjadi hal yang bisa dikagumi. Gantung aku didinding kamarmu, nikmati indahnya aku akan senimu.

Cintanya..


Cintanya begitu bebas, begitu puas. Dinginnya malam menusuk tulang tak terasa hanya dengan satu tatapan saja. Samarnya penglihatan begitu jelas bersama rabaan telapak tangan, lembutnya wajah, begitu halusnya suara. Cintanya begitu khas, begitu wangi. Teriknya siang tak buatku terbakar, sejuk hanyalah sebagian kecil keindahan akan sentuhan. Riuhnya angin membawa awan mendekati hitam tak cukup buatku cemas akan datangnya hujan. Basahi aku, siramlah agar aku kembali segar. Saat mataku spontan membuta, penciumanku tak punyai lagi rasa dan telingaku tuli seketika, hanya gumpalan darah inilah yang aku punya untuk membalas cintanya yang alakadarnya, begitu apa adanya.

Kaca..

Aku bagai kaca jendela berdebu tebal penuh kotoran. Sampai akhirnya ada seseorang yang merelakan tangannya hanya untuk bersihkan semua. Aku terharu, aku malu. Apakah aku layak? Jika iya, jangan pernah biarkan aku kembali berdebu jika sebaliknya, silahkan.. Aku hanya bisa menunggu untuk dipecahkan oleh sebuah batu.

Senin, 08 Agustus 2011

Jemput aku terlebih dahulu..

Semua rasa takutku hilang tapi tidak dengan takut kehilangan, yang ada semakin hari semakin menjadi. Aku tak ingin lagi sedih karna ditinggal pergi, maka Tuhanku kabulkanlah doaku. Beri ajalku, jemput aku terlebih dulu dari Ibuku, Bapakku, Adik-adikku dan Kekasihku.

Lelakiku..

Aku kembali menjadi pecandu, tidak lagi sabu, tidak juga sejenis itu. Aku selalu ketagihan, setiap kali jauh. Dia bukan marlboro merahku, bukan juga lagu-lagu yang buatku terus mendayu. Dia lelakiku.. Lelaki yang sudah buatku kembali hidup dari mati suriku, menghancurkan ketakutanku, memusnahkan sugest burukku. Entahlah, aku masih merasa bahwa semua ini ilusi atau khayalan tingkat tinggi, yang tak terbendung lagi. Tapi disetiap tatapannya aku selalu melihat matahari yang tersenyum dan berkata "Selamat pagi bumiku, akan ku terangi kau sampai Tuhan pecahkanku bersamamu." Aku merasa terbang seperti pemakai, bahkan kenikmatannya lebih dari semua itu, pastinya tanpa dosa.

Sayang, aku tak ingin lagi terhanyut, pasrahkan pada arus yang membawaku. Kendalikan semua ini, jaga sampai kita tak lagi sanggup.

Kamis, 04 Agustus 2011

Cukup ikuti aku, caraku.

Meski hina, bantulah aku bangkitkan semua
Meski tak lagi sesempurna lainnya, kembalikan apa yang pernah aku rasa
Tidak dengan mendayu-dayu
Ikutilah caraku, cukup itu

Rabu, 03 Agustus 2011

Tuhan, ini yang aku ingini..

Aku hanya ingin berpegangan selama perjalanan, gelapnya sepanjang jalan, sakitnya kerikil tajam, dan hilangnya diri dalam terjalnya jurang. Aku hanya ingin bersama sampai dimana tujuan sebenarnya, meski kita tidak ada yang tahu apa kehendak Tuhan nantinya, setidaknya kita tahu bahwa kaki, hati dan pikiran kita tidak salah memilih jalan, memilih rasa dan seseorang. Amin..

Kamis, 21 Juli 2011

Just for laugh!

Memahamimu sama sulitnya mencerna sepatu karet dalam ususku.

Cintamu seperti pil anjing gila yang aku teguk bersama racun serangga.

Tumpukkan jerami ini menjadi saksi dosa kita hingga dini hari | Sepasang binatang dimabuk cinta semalam.

Aku memandangmu penuh prihatin dan haru. Sabar Sayang, senyummu akan indah kembali saat gigi palsumu sudah jadi.

L: Sayang, jangan marah ya. P: Ga bisa! L: Kalo kamu marah, nasib udin bagaimana? P: Plaaaaaak!

Senyum lebarnya yang tak pernah bisa kulupa. Oh.. Bersama sticker cabai pastinya.

Aku percayai cintamu sama bodohnya dengan mempercayai tukang parkir mobil | Terus maju mundur kanan kiri duaaar!

Dicari laki-laki mata keranjang dan berpantat tebal. Untuk dijadikan pacar, troli dan atm berjalan.

Kemarilah Sayang, mendekatlah.. Kubersihkan dulu congekmu ditelinga.

Kasih, percayalah demi apapun aku mencintaimu. Aku rela operasi kelamin dan menikahimu.

P: Dadaku berdarah, kau jahat! L: Sayang, boleh aku hisap sbg permintaan maaf? | Sekejap telapak tangan P mendarat dg kencang.

Sayang, meski dadaku tak sebesar Melinda dee tapi percayalah isinya lebih dari itu.

Begitu lebat hutan rinduku padamu, selebat bulu ketiakku.

Mencintaimu sama sakitnya saat si anu terjepit retsleting celanaku | Oh my God, asetku!!!

Membuka hatinya sama sulitnya membuka celananya | Kurang ajar!
Siang ini panasnya begitu ganas, membakar hati dan rindu yang sudah terlanjur keras.

Aku tak punya cukup airmata untuk mengenang semua, tidak akan sayang dan selamat tinggal.

Andai kubisa megucapkan rasa, harusnya ia bisa merasakan hatiku yang paling dalam, menyuarakan semua rintih lara padanya.  

Caranya memandang selalu hangat, sehangat secangkir kopi hitam pekat saat aku terjebak dalam malam gelap.







Buruk..

Aku pernah berjanji bahwa semua ini terakhir kali. Tapi nyatanya kegilaanku semakin menjadi-jadi. Aku sakit karna situasi, aku menangis karna semua rindu ini dan aku buruk karna tak lagi bisa terkendali.

Sabtu, 25 Juni 2011

Sebuah potongan teks pesan seseorang; Lagi

Teks pesan seseorang yang kuterima tadi pagi;
"Andai saja aku dekat, aku takkan biarkan kau bersedih apalagi sampai meneteskan airmata. Sakit, pedih juga kecewa apalagi bila kita sudah terlalu berharap. Kadang kita menjaga kejujuran, namun kejujuran itu sendiri yang telah membuat kita sakit. Sebenarnya kita sudah menang, namun kita tidak sadar kalau kita sudah memperoleh kemenangan."

Kemenangan dalam hal apa?

Jumat, 24 Juni 2011

Jika itu terjadi..

Lagi-lagi aku hanya bisa menumpahkan semuanya disini, kerinduanku, kecintaanku, kebencianku bahkan kehinaanku sekalipun yang tidak bisa kusampaikan langsung pada dirimu.

Saat ini aku hanya rindu. Rindu masa-masa kelamku dan kesenanganku. Itu hanya momen yang tidak penting bagimu, tapi bagiku? Itu partikel-partikel penting pembentuk jati diriku. Termasuk kau, kau yang sampai detik ini tidak berhenti berputar-putar dalam otakku, menari-nari di hatiku dan hilir-mudik di mimpiku. Hahahaa... berlebihan memang, bahkan lebih dan lebih dari itu.

Setiap kali mata berkedip, masih saja pantulan wajahmu terasa di retina mataku. Setiap kali hidungku menghirup udara di sekitarku, masih saja aroma khas tubuhmu merasuk paru-paruku. Setiap kali telingaku hening tanpa suara, kemudian yang ada hanya suaramu yang terus bergema di gendang telinga dan lagi-lagi aku sangat menikmati itu meski setiap kalinya seperti tertusuk jarum dan terlilit kawat berduri. Aku tak peduli saat tua nanti mataku telah rabun, telingaku kurang mampu mendengar dan ingatanku tak mampu lagi dalam mengenali aromamu, setidaknya setelah aku bertemu denganmu terakhir kalinya (Kamis malam itu), selama itu aku selalu menikmati semua hal terkecil dari kau yang aku cintai. 

(Jika karma terjadi..)
Mungkin aku tidak akan bisa lagi menjadi orang pertama yang kau lihat di pagi hari dan orang terakhir yang kau lihat di malam hari tapi percayalah meski zaman terus berganti, kau masih dan akan tetap menjadi yang pertama dan terakhir yang kulihat disetiap harinya walau hanya melihat replika wajah tampanmu saja.

Sebuah potongan teks pesan seseorang; Karma

Aku tidak hanya sedih, tidak hanya hancur. Aku lebih dari itu, bahkan sangat jauh. Cerita cinta Ibuku membuatku takut, takut akan karma yang datang padaku. 
Sebuah potongan teks pesan seseorang;
"... takut nasibmu sama dengan ..., akhirnya cinta itu tidak bisa untuk dibuang karna telah masuk diseluruh peredaran darah dan bersemayam diantara serat kehidupan. Cukuplah ... jadi contoh bagimu."

Tolong pikirkan tulisan ini, karna ini bukan hanya tentang perasaan semata tapi kelangsungan hidup nantinya.

Rabu, 22 Juni 2011

Sekali tertanam, tetaplah tumbuh dan menjadi...

Seandainya benih itu menusukku lebih dulu, mungkin ceritaku tidak akan seperti ini. Aku lebih mensyukuri ini meski lebih banyak rasa sakit yang didapati hingga saat ini. Aku berterimakasih, karna semua ini aku lebih dekat dan lebih menyadari apa itu mencintai. Bukan hanya karna ingin menjaga semuanya sampai bertemu lagi melainkan karna aku ingin lebih menjadi manusia yang terampuni. Aku tidak bisa menikmatinya lagi sebelum tangannya membawaku dalam keadaan yang lebih suci seperti pertama kali. Meski tidak ada satupun yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Aku tetaplah sama, sama seperti perempuan yang pernah ditemui. Tepatilah janji sebagai laki-laki dan datanglah dengan pribadi yang lebih baik lagi. Karna aku tak mungkin bersama dengan seseorang yang tidak bisa mengayomi. Sebenarnya, aku tidak pernah seujung kuku pun menyesali. Semua itu emosi dan sugesti setan yang meracuni karna Tuhan tidak mungkin memberiku seseorang yang salah hinggaku menjadi seperti ini. Sekali tertanam, maka tetaplah tumbuh hingga dapat menikmati hasilnya 3 atau 4tahun nanti. (Itu pun kalau belum datangnya hari akhir atau mati).

Jumat, 17 Juni 2011

Ibu, tetaplah memelukku meski tubuhku sudah membiru.





Hanya denganmu aku bisa sejujur mungkin dengan perasaan sebenarnya, aku bisa menangis tersedu-sedu seperti bayi dihadapannya, aku bisa tampil apa adanya tanpa malu dimatamu. Kau yang meruntuhkan kesedihanku hanya dengan satu pelukanmu. Kau segalanya bu..

Ibu, aku tahu apa yang kau tahu. Kumohon berpura-puralah tidak tahu semua itu. Aku mohon.. Karna aku juga sedang berusaha untuk berpura-pura tidak terjadi apa-apa denganku. Aku mohon, hentikan tangisanmu dan bicaramu yang seperti itu.

Ibu, aku menyesal bertengkar keras denganmu, membela seseorang yang ternyata tidak punya perasaan sedikitpun. Seandainya kau menentangku dari awal pertemuanku, mungkin akan jauh lebih baik hidupku.

Aku ingin hilang, aku ingin musnah bu. Tapi kau satu-satunya pertimbangan yang sangat berat untuk aku lepaskan. Kau yang menerimaku meski aku tak lagi sempurna, kau yang selalu membelaku meski aku melakukan kebodohan besar. Aku bukan lagi gadis kecilmu yang membanggakan. Tetaplah memelukku meski tubuhku sudah membiru.

Rabu, 15 Juni 2011

Saat semua menjadi penyesalan besar.

Setelah aku kehilangan kebanggaan yang aku punya
Setelah aku berpikir keras dengan semua permasalahan
Setelah setiap harinya ku menguras kelenjar airmata
Setelah aku sudah terlalu lelah berusaha

Dan sekarang barulah penyesalan datang
Aku menyesal mengenalmu
Aku menyesal menemuimu malam itu
Aku menyesal menerimamu
Aku menyesal berbagi denganmu
Aku menyesal memberi itu padamu

Aku mulai membencimu karna
Kau buatku begitu mencintaimu
Buatku pernah bertengkar keras dengan orangtuaku
Buatku pertaruhkan hidupku pada Tuhanku

Senin, 13 Juni 2011

Kisahku karna partnerku

Beberapa kali tergores
Beberapa kali terjatuh
Beberapa kali terpukul
Dan beberapa kali terinjak

Tapi semua itu tak cukup buatku lelah
Tak cukup buatku menyerah
Tak cukup buatku balik badan
Dan bahkan untuk mencari partner baru

Waktu tidak pernah menunggu
Karna itu aku hanya mau menghabiskan semua itu
Hanya bersama satu-satunya partnerku
Tapi saat ini sudah tidak ada kemungkinan baik lagi untuk itu

Saat keseriusan datang lagi padaku
Aku butuh berjuta kali memikirkan itu
Karna aku tak mau lagi kembali
Hanya untuk tergores, terjatuh, terpukul dan terinjak lagi karna partnerku

Hal yang tidak pernah aku tahu apa itu.

Mataku tak sanggup lagi melihatmu.
Bibirku tak sanggup lagi menyebut namamu.
Kakiku tak sanggup lagi mendekatimu.
Dan tanganku tak sanggup lagi menggenggam tanganmu.


Semua itu yang tidak pernah aku tahu apa itu.
Dan aku hanya ingin menanyakan ini.
Apa keadaan serius yang kau ambil saat ini adalah bagian dari keseriusan 34.818.200 ini?
Sehingga semua hal yang menyangkut denganku hilang seakan-akan aku tidak pernah ada selama ini.

What the Hell?

Sebenarnya ada apa ini? Kelembutan apa yang ada diantara kalian? Aku paham tentang masa lalu tapi apa ini pantas untuk diteruskan? Sangat tidak pantas. Aku tidak menyukai ini! Aku benci segala urusanku telah kau selami. Menjauhlah dan hentikan semua ini, aku gerah dan rasanya harus terus mandi tiap beberapa menit sekali.

He's mine and should be mine!

Dari rambut gondrongnya, matanya, hidung mancungnya, bibir tipis uniknya, kumis tipisnya, tanda lahir didadanya, bulu yang hanya beberapa diketiaknya dan hmm.. harum tubuhnya. Semuanya buat aku hampir gila saat merindukannya.

Jumat, 10 Juni 2011

Sebelum semua menjadi trauma besar.

Jodoh itu tidak akan pernah hanya beri janji tanpa bukti, tidak akan pernah letih dan tidak akan pernah pergi terkecuali datangya maut nanti. Meski pasanganmu tak punya cukup keindahan lagi, ketahuilah bahwa bahwa sebelum semua itu terjadi, dia lah yang selama ini memberi dan tidak pernah rela melihatmu sedih meski semua belum tentu pasti.

Aku lupa sudah berapa lama.

Kau dan aku masih dalam ingatanku
Aku masih komitmen dengan segala hal yang pernah dibicarakan
Aku masih terjaga agar tidak tertidur atau hingga tak berdetak lagi
Aku masih jauh dari batas lelah dengan semua ini

Selasa, 07 Juni 2011

Selasa, 07 Juni 2011

Hari ini sepertinya benar-benar tidak ada bahagianya. Diawali dengan mimpi buruk semalam, kehilangan Ibuku tersayang dan siang ini aku kembali dikagetkan dengan potongan obrolan yang sangat menyakitkan. Ternyata masih sama dengan yang lainnya, senang sesaat dan tak lama bosan lalu dibuang. Kenapa aku baru menyadari? Aku hanya tidak ingin ada penyesalan tapi semua begitu tampak nista. Ya ya ya.. Aku tahu kau tampan, kau gagah, dan punya segala hal yang aku suka dan itu masih sangat bisa diandalkan untuk mencari kebahagiaan diluar sana yang selama ini yang tidak aku bisa. Jangan lagi dipaksakan, jangan pernah beri aku rasa kasihan. Silahkan.. Aku hanya tidak pernah menyangka bahwa kau sama saja.

Selasa, 31 Mei 2011

Karakter diri dan jodoh nanti.


Apapun itu diciptakan dengan karakter diri dan jodohnya masing-masing. Karakter diri harus dipahami bukan hanya dengan ucapan "Aku bisa mengerti dirimu" tapi dengan caramu memperlakukan pasanganmu. Lain hal dengan jodoh yang harus dibangun sendiri untuk menemukan, dilanjutkan dengan memahami karakter jodohmu nanti. Jika kau belum bisa memahami karaktermu sendiri, jangan menuntut untuk jodohmu memahami. Berbeda jauh pacarmu dengan jodohmu nanti, jodoh akan menerima dan memahami karakter diri meski terkadang itu hal tersulit yang harus dijalani (Tidak mustahil jodohmu akan pergi saat batas kelelahannya pun habis). Maka pahamilah karaktermu, ubah segala hal dalam dirimu yang tidak menguntungkanmu agar jadohmu lebih mudah memahamimu.

Minggu, 29 Mei 2011

Sleeping beauty.

Lagi-lagi begitu banyak hal yang tidak terjangkau dalam pikiran. Lagi-lagi mengganggu mimpiku tadi malam. Terbangun seakan begitu banyak segerombol anjing liar menggonggong keras, memancing kegalauan dan kekacauan. Plaaaak! Balok kayu yang aku lemparkan untuk mengusir mereka semua. Pergi, tidak lama menjadi sunyi dan kulanjutkan tidur lagi. Terlelap dan hampir nyenyak tapi sepertinya belum saatnya waktuku sleeping beauty karna aku dibangunkan lagi dengan handphone ku yang bergetar beberapa kali tanpa dering.

Bagaimana jiwamu selama ini membawamu?


Raga terpisah oleh jiwa, kemudian terkurung dalam penjara.
Hanya ada sebuah piring seng berkarat dan beberapa kotoran tikus yang menyambutnya didalam.
Apa ini tempat yang layak?
Tergantung, bagaimana jiwamu selama ini membawamu.

Kamis, 26 Mei 2011

Keluarkan aku dari jendela!


Malam itu begitu sumuk, bercucuran keringat jagung. Tidak ada satu hembusan pun angin yang masuk dijendelaku, jendela kamarku. Huhh.. Makin mendidih keringatku, ada sepasang anjing berceloteh depan rumah. Bersautan seolah-olah sedang membincangkan masa depannya, tiba-tiba bertengkar,menggonggong keras membangunkan tukang sate yang terlelap menunggu pelanggannya, "Plaaaak!" lempar anjing dengan pentungan kayu petugas keamanan. Akhirnya aku putuskan untuk keluar dengan alasan perut lapar padahal aku hanya ingin angin malam dan beberapa sumringah ramah mereka (Tidak tahu siapa).

Aku bersujud jika perlu.

Semalam, aku kembali belajar satu hal yang terpenting dalam sebuah hubungan entah itu pertemanan, persaudaraan atau bahkan berpacaran. Dari dulu inilah yang aku takutkan, hal kedua dari pengkhianatan yang tidak bisa aku terima dalam pengertian. Hampir putus asa sebenarnya, maka pikirkanlah. "Aku bersujud jika perlu", aku mau jika itu bisa membuatku cukup yakin untuk memaafkanmu tapi aku sangat sadar bahwa aku ini sama, hanya segumpal daging yang diberi nyawa. Jadi jangan berlebihan, cukup beri kesetiaan dan kesabaran. Baik caramu memperlakukanku itu jauh lebih membuat bahagia. "Belajarlah untuk memperlakukan orang-orang disekitarmu dengan baik, tanpa kekerasan, tanpa perkataan kasar".

Sabtu, 14 Mei 2011

Kenapa kau begitu buruk?

Kenapa kau begitu jahat, begitu mengecewakan? Tidak bisakah kau menjaga sedikut mulut manismu? Rahasia temanmu yang sudah mempercayaimu? Aku tidak pernah merasa sangat menyesal seperti ini. Menyesal bertemu, mengenal, dekat, berbagi dan bahkan pernah menganggap sebagai sahabatku. Maaf, sudah terlalu sakit karna mulutmu menghancurkan semua (....)

Kepala batu.

Temanku, aku mengerti setiap orang punya karakter diri sendiri, punya prinsip yang dipertahankan hingga mati tapi sadarlah, bahwa satu yang ada didirimu itu tak mampu lagi untuk dimaklumi, untuk dimengerti. Setiap ada hal yang tidak bisa diterima, tidak seharusnya kau langsung menolak dengan nada yang begitu kencang, menunjukkan dengan kerasnya bahwa kau tidak menyukainya. Egomu, emosimu itu terlalu, terlalu dalam terlalu besar, sebesar batu dikepalamu. Mungkin sebut saja kepala batu. Sebenarnya aku tak mau menulis tulisan ini tentangmu tapi semua orang disekitarku pun menjadi kalang kabut ketika egomu berjatuhan dari kepalamu. Seolah-olah dunia ini milikmu, semua orang sanggup memaklumimu. Jangan pernah samakan interaksimu dirumah dengan interaksimu bersama kami semua. Mungkin kami bisa menerima tapi tak sepenuhnya seperti keluargamu dirumah, bahkan seperti mereka sama. Satu lagi, yang harus kau ingat diluar kepala dan dimana pun kau berada. Apapun yang disertai dengan ego hati, kepala dan jiwa tidak akan berjalan baik dan bahkan akan buatmu merasa dilempar begitu banyak kotoran manusia dihadapan muka (Malu). Menjilat apa yang sudah kau keluarkan, pungut sisa-sisa dari dirimu yang sudah mulai reda. Tidakkah sebaiknya kau pikirkan apa yang akan kau keluarkan dari segumpal daging yang tidak punya tulang itu? Fleksibel dan bahkan sangat tanjam. Aku pernah emosi, punya ego sampai saat ini tapi harusnya bisa dikontrol dengan baik, bila perlu kurunglah dalam sangkar besi. Buatlah emosimu untuk menyadarkan seseorang bukan untuk mencari kekalahan dan kemenangan. Buatlah egomu untuk mencapai cita-cita baikmu. Percayalah, tulisan ini bukan untuk mencercamu, bukan untuk memberi tahu semua orang tentangmu. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku masih peduli dan ingin perubahan baik ada dalam dirimu. Karna jalanmu masih sangat panjang dan akan banyak bertemu orang nanti, semoga kau membaca dan setelahnya berubah secara pelahanan dan dipertahankan.

Sepertinya bukan hanya untuk temanku, untuk kalian yang punya ego dan emosi terlalu.

Kamis, 12 Mei 2011

Luapan (Sampah).

Kau laki-laki tapi seperti waria, tidak pasti, tidak berkomitmen dan tidak setia. Siang dan malamnya berbeda, hanya sesuai keinginannya. Berganti-ganti sesuai harga, sesuai nafsu belaka. Aku tidak menyalahkan warianya tapi laki-lakinya, ingat laki-lakinya!

Hari ini ucap suka saat perempuanmu sama seperti keinginanmu tapi beberapa hari kemudian kau tinggalkan perempuanmu karna punyai ketidaksengajaan yang tidak sesuai hasratmu. Hey! Carilah perempuan jauh diujung dunia sekalipun, tak ada satupun yang terlahir tanpa cacat sedikitpun (Fisik, ideologi dan masalalu). Kau Adam dan dia Hawa dari tulang rusukmu, bayangkan jika dia tidak sempurna apalagi kau yang tercipta terlebih dahulu darinya. Sadarlah kau lebih cacat (Emosi) darinya, egomu yang tinggi, emosimu yang terlalu mengeraskan kepalamu hingga menghancurkan hatimu. Kenapa kau terlahir begitu angkuh? Apa karna kau laki-laki, apa karna kau akan menjadi suami? Kau salah, karna kau waria dan tidak akan bisa menjadi suami jika tak bisa menepati janji."

Maaf, bukan maksud untuk mencerca disini tapi aku tak punya media lain selain ini. Aku berteriak keras pun tak didengar, berdiri didepanmu tak dihiraukan. Seperti tak butuh siapapun, seperti sanggup tanpa aku (Perempuan).  Lagi-lagi hanya bisa berkata "Hanya Tuhan yang tahu, yang memberi jalan hidupku maupun hidupmu.

Rabu, 11 Mei 2011

Apa adanya saja.

Penampilan biasa dan diri apa adanya itu bukanlah faktor penghalang suatu pergaulan karna yang terpenting adalah sikap dan sifat baik yang luar biasa. Adanya pro dan kontra terhadap diri itu biasa karna merekalah yang membantu membentuk diri untuk lebih dewasa dan jadi pribadi yang lebih mulia nantinya.

Stay on your promise, your oath!

"If I regret in relationship with you, maybe I've left you. I take you just the way you are, I'm sincere to love you dear. Swear, I dont want you to leave me. I'm serious in this relationship with you. Let your parents aren't receive me. We are walking on our way not them and I was ready with any risk. For the sake of our relationship dear."

Do you remember what you said that? What was it just your chit-chat? Forgive me if I cant be that what you want, this is me but where your words that you take me just they way i am? Stay on you promise, your oath!

Hidupku.

Teruslah kalian berkomentar, mengkritikku sepedas mungkin dan buatlah diri kalian tertawa. Tapi ingat, ini hidupku bukan hidup orangtuaku, bukan hidup kalian dan bukan juga hidup orang tersayang. Aku berhak memilih, aku berhak menyudahi, walaupun diri ini milik tuhan setidaknya aku tau siapa aku dan jalan hidupku.

Hentikan diskriminasi Perempuan!

Cerita yang panjang buatnya menangis darah. Sebenarnya bukan karna ceritanya tapi karna dirinya lah yang ada dalam cerita. Sekarang juga hentikan ceritanya dan karanglah cerita yang lebih indah buatnya.

I can't forget it

I can't forget this evening and your face as you were leaving. no I can't forget tomorrow when I think of all my sorrow when I had you there but then I let you go. That I should you know, what should you know I can't life if living without you Wynstelle, I can't give anymore. I'm still waiting you, always here for you Wynstelle.

That day, I hurt myself.

Beberapa hari yang lalu adalah hari terberatku. Setan datang dan berkata, "Sudahlah, dia tidak mencintaimu. Untuk apa kau berharap sesuatu yang tidak akan menjadi pendampingmu." Aku berusaha tak mendengarnya dengan telingaku, tak melihatnya dengan mataku. Meski aku sangat putus asa saat itu. Berkali-kali aku berteriak, jangan biarkan aku sendiri karna aku tak mau ditemani setan lagi untuk kedua kali! Siang ini aku tidak sendiri, tidak diingini ada ditempat ini. Aku pulang dengan airmata yang kering. Sampainya aku dikamar, kubaringkan badan dan berusaha pejamkan mata yang lelah penuh tangisan. Jemariku tak bisa menahan godaan untuk mengirim pesan elektronik penuh curahan. Hampir 3 halaman dan aku yakinkan untuk kukirimkan padanya, pada orang sangat berharga. Tak lama kemudian balasan datang berisikan tertawaan "Hahahahahaha..". Aku putar akal dan pikiran, apa yang dia tertawakan? Dan kemudian aku tersadarkan bahwa dia tak lagi punyai perasaan, bahkan sedikit saja untuk membaca curahan dengan mata hatinya. Aku kalap, aku gemetar dan langit-langit kamar seakan menjatuhkan dirinya bersama lampu 5 watt yang menerangiku dalam hati yang gelap (Saat itu). Kucoba hidupkan televisi, memcari program acara yang mungkin bisa buatku unutk tertawa dan ternyata tak satupun yang ada. Kuputuskan untuk mendengarkan lagu dalam playlist kesukaan dan tanpa sengaja lagu melow yang terdengar dan buatku makin gemetaran menahan tangisan. Tuhan, ini ujian atau jalan. Jika ujian, bantulah aku mendapatkan jawaban dan jika ini jalan, mungkin aku tidak kuat untuk meneruskan. Sampai 1jam kemudian, aku tidak menemukan satu titik cahaya (Jawaban dari tuhan). Langsung kuputuskan bahwa ini bukan ujian tapi jalan. Sepertinya hanya sampai disini aku sanggup berjalan meski aku sanggup berjalan tanpa pincang, bukan masalah dengan cara berjalan tapi ini seakan merapuhkan tulangku untuk berjalan. Jika aku teruskan, dengan sempurna pun aku gemetaran apalagi jika aku merangkak dijalan bebatuan. Sebelum aku menyerah, satu doa yang aku hantarkan pada Tuhan. "Jika ada jalan yang lebih baik setelah ini, selamatkan aku. Tapi jika tak adal yang lebih baik lagi, biarkan aku bersama disisimu." Potongan logam tajam itu pun yang pertama melukai nadiku, dan ternyata itu tak cukup buatku hilang saat itu (Darah membeku). Dipojokan dinding kamar, berdirilah alat semprot nyamuk yang jarang kupakai untuk membunuh serangga disekitarku dan akhirnya aku mendekat dan meneguknya dalam tenggorokanku. Rasanya dingin dan sedikit sepat. Tak lama setelah itu, aku pun belum ada rasa yang aneh ditubuhku dan untuk yang terakhir aku kirim pesan elektronik pada teman terdekatku saat itu. Selang beberapa menit suara terdengar memanggilku dari depan pintu rumahku. Dan ternyata pacar dari teman terdekatku. Ketukkan pintu yang cukup keras dan terus memanggilku, lagi-lagi dengan gemetar aku menahan tangisku agar tak terdengar olehnya. Sampai akhirnya begitu banyak orang diluar, dan memintaku untuk membukakan pintu dan memastikan aku masih dengan keadaan tersadar. Serontak aku tersadar, apa ini jawaban dari doa yang terakhir aku hantarkan. Mungkin ini awal dari jalan terbaik yang akan diberikan. Dengan lemas aku berjalan mendekati pintu, memutar kunci dan handle pintu untuk bertemu mereka yang menyadarkanku. Memeluknya yang pertama kulihat depan mata, terimakasih untuk kesempatannya.

Saat seperti itulah baru merasakan bahwa tubuh dan hidupku ini sangatlah berharga, maaf dan terimakasih Tuhan. Itu yang terakhir kalinya.
Sabtu, 16 Oktober 2010

Janji laki-laki, bukan janji banci.

Janji ini sangat berarti untuk sekarang atau pun nanti. Tepati dalam proses perjalanan ini, aku tahu kita penuh bukti bukan hanya janji-janji.

Plagiat.

Kasihan sekali kau yang otaknya hanya mentok dengan mencontek saja. Kata-kataku itu nyata tidak seperti kau pembajak kata-kata yang tidak bermuka.

Sumpah serapah.

Aku tidak suka mendengar perkiraan tentang tidak panjangnya jodoh hubungan seseorang. Doakan saja baiknya jika merasa memang sebagai teman dari mereka, bukan malah memperkirakan hal yang tidak nyata karna itu sama saja doa bahkan sumpah serapah.

Pasir.

Bagai pasir ditelapak tangan, semakin erat digenggam maka akan berjatuhan dan berkurang dari genggaman. Baiknya tahan pasir dengan tangan terbuka, yakinlah ia akan tetap disana.

Kamuflasemu.

Buatlah aku makin tenggelam dalam kuburan keparatku dengan teriakan-teriakanmu bukan senandung maaf kamuflasemu karna goodbye itu kebahagiaan barumu.

Hati-hati..

Analisa penyebabnya dan cari jalan terbaiknya. Jangan ambil keputusan yang tergesa-gesa yang tidak dewasa karna kecewa beserta rasa sakitnya tidak akan kembali ke asalnya.

Panjangkan jodoh jalinan hubungan.

Percakapan semalam begitu dalam, terkuras habis keraguan. Sayang, teruslah kuatkan apa yang sudah dibicarakan. Jaga, pelihara dan buatlah berkembang dengan indah. Tuhan, berilah jalan karna ini sungguh diinginkan dan panjangkanlah jodoh jalinan hubungan. Amin.

Menunggu, ditunggu dan silahkan.

Menunggu, ditunggu dan silahkan. Sepertinya yang paling sulit menjadi silahkan. Silahkan hanya menemani sepanjang keperluan menunggu dan ditunggu terkadang tidak peduli bagaimana keadaan silahkan dan menunggu karna kepentingannya sendiri. Menjadi silahkan, menunggu atau ditunggu itu pilihan dalam keadaan tapi sadarlah untuk berlaku bijak menjadi mereka agar tidak ada yang kecewa dan sia-sia.

Tidak perlu.

Tidak usah melihat kesini, tidak perlu berputar balik untuk menghampiri. Teruskan saja berlari dengan tertawaanmu, berlari kencang hingga tak terlihat lagi olehku.

Otakku muntah.

Jangan tanyakan apakah aku siap, aku kuat, dan aku sanggup. Karna membayangkannya saja, kakiku sudah tidak sanggup lagi menopangku. Jangan kira aku tak memikirkannya, otakku bahkan muntah setiap mengingatnya.

Bersiap-siaplah!

Bersiap untuk kecewa. Entah itu esok hari, lusa atau hari yang tak terduga nantinya. Ingin membuang ketakutan, ketidaksanggupan yang sebelumnya pernah berteriak keras dalam jiwa. Karna lebih indah bersiap untuk kecewa daripada bersiap untuk bahagia. (Aku percaya, jika itu memang jalannya. Aku mohon, jika itu hal terindahnya).

Percaya atau tidak.

Kau perisaiku dan juga pedang yang menusukku sewaktu-waktu. Namun kau yang sanggup mengobati luka itu. (Percaya atau tidak itulah cinta dalam dirimu)

Haruskah? Aku takut.

Haruskah pergi keluar sana? Tidak adakah yang lebih baik disini? Aku takut, tidak kuat. Kemarilah Sayang, bicarakan apa adanya

Bisa-bisanya..

Aku ini rindu, bisa-bisanya teriak lupa. Aku ini sedih bisa-bisanya teriak tawa.

Ingat dan aku tidak akan lupa.

Sebelumnya dari yang tak pernah terlihat, terbayang bahkan terpikirkan. Sekarang meski tak berada didepan mata, berusaha selalu untuk dilihat, dibayangkan dan dipikirkan. Ingat, aku ini tidak akan lupa.

Air tawar dan karangnya.

Saat ini aku mencari banyak air untuk meluluhkan karang yang selama ini aku cintai. Sebenarnya aku adalah air tapi ternyata aku tak cukup kuat untuk menyadarkan sang karang. Bukan ingin memusnahkan, hanya saja aku ingin sang karang tahu bahwa tak selamanya hidup dengan dengan wujud seperti itu akan terbuka. Bukan tidak menerima apa adanya, tapi tolonglah bahwa hidup untuk saling mengisi bukan malah unjuk kekuatan. Aku tahu kau kuat, kau tegar. Apakah semua itu cukup buatmu hidup bahagia? Aku yang lemah, aku yang sudah terlalu lelah. Setiap menitnya menghantamkan diriku untuk meluluhkanmu. Mungkin aku belum cukup lama bersamamu, seperti air garam dihadapanmu. Aku hanya air tawar yang terbawa muara dan tersesat menuju kehadapanmu. Dan ternyata itu jalanku untuk mencintaimu. Apa karna aku berbeda sehingga tak pantas diterima? Apa aku harus menjadi air garam untuk bisa disambut dengan terbuka? Selamanya aku tetap air tawar, meski kau tumpahkan berton-ton garam. Selamanya aku apa adanya yang menunggu keajaiban agar bisa kau terima.

Saat ini aku sadar, mungkin akan ada sang karang lainnya yang akan menerima. Tapi entah itu kapan waktunya, kapan datangnya. Aku tunggu sampai bulan lelah menyorotku dalam malam dilautan lepas. Setelah itu, muara bawalah aku tersesat untuk menemukan sang karang lainnya.

Aku dan kau satu-satunya, masih satu-satunya.

Wynstelle
Kau punya senyum manis dan berjalan berputar-putar di kepala, menunggu kesempatan untuk mengambilku. Kesempatan untuk istirahatku pun, kesempatan untuk membawaku ke bawah alam sadarmu. Sekarang aku bisa melihatmu membawaku terlalu jauh untuk menguburku dalam satu-satunya hatimu. Kurasa aku berdiri satu-satunya yang tersisa ketika segala sesuatu yang lain turun dari hatimu, dari hidupmu. Aku masih satu-satunya, kau masih satu-satunya. Ini semua sangat dangkal dalam pikiranku dan menarikku ke bawah sampai mataku bertemu mata kakiku dan aku mulai tenggelam saat itu. Sepanjang pandanganku, wajahmu begitu dekat disetiap mataku melihat sekelilingku. Cukup sama dan semua ini membingungkanku, hinggaku merasa lucu, pahit dan tercemar dalam otakku. Tulisan yang kau goreskan ditelapak tanganku. Buatku menebak bahwa aku adalah satu-satunya yang tidak berubah dalam hatimu. Satu-satunya yang masih berdiri ketika segala sesuatu yang lain turun dan aku masih satu-satunya. Siapapun yang tidak akan pernah ada yang bisa merubah, karna hanya aku satu-satunya yang tersisa ketika segala sesuatu yang lain pergi dan menyebabkan hanya itu semua yang ada dihati dan kepalamu. Tidak berarti itu harus diikat dengan erat, tidak percaya seakan aku tidak bisa keluar dari pikiran dirimu. Aku sudah mencoba untuk menemukan diriku dalam penentuanmu, sudah berada di sana sudah cukup lama dan meyakinkan bahwa ini tempat terbaik yang diberikan olehmu. Aku pergi kemana-mana, tetapi tidak ada satupun tempat yang baik untukku bersembunyi darimu. Kurasa aku dan kau satu-satunya, masih satu-satunya.

Hilangkan!

Perlahan menghilang, bukalah mata yang dibutakan! Bukan siapa atau apa baginya, bahkan cukup penting pun tidak.

Selasa, 10 Mei 2011

Selingkuh.

Pesanku satu, silahkan jika itu kenyamananmu (Bersama selingkuhanmu). Meski sakit setengah mati, ku usahakan untuk tidak lagi menerima kembali.

Tertampar.

Sedikit tertampar saat mendengar
Makin mencoba tegar namun ku makin tertampar
Ku biarkan kelenjar airmata mengering terkuras
Kau makin biarkan ku tertampar
Entah apa yang salah
Apa aku yang begitu rapuh
Hingga terkadang tertuduh penuh ke pura-puraan
Atau perkataan itu yang memang tidak seharusnya
Dikatakan pada aku cintaan mu
Kenapa aku begitu rapuh, dan tidak bisa menerima semua itu?

Kesempatanmu.

Tidak jelas persediaan (Hati) ini cukup atau tidak, atau bahkan kurang dari perkiraan. Sebenarnya kesempatan sudah banyak depan mata tapi lagi-lagi tidak terhiraukan. Ingin berubah tapi hanya ingin dan tidak ada gerakan keinginan itu sendiri. Apabila nanti saat berjalan dan dia meletakkan batu yang buatmu terjatuh maka relakan saja. Karna kesempatanmu tak datang kedua kalinya.

Perempuanmu, milikmu atau hiburanmu.

Perempuanmu, milikmu atau hiburanmu.
Itu pilihanmu, jika salah dan hak panita dalam pilihanmu untuk meninggalkanmu.
(Percaya selama ini hanya ilusi penuh polusi)

Ibuku..

Ibuku, aku bangga terlahir dari rahimmu, aku beruntung dibesarkan dengan baik olehmu dan aku takut kau tak merasa bangga denganku, tidak merasa beruntung memilikiku. Terus bantu aku menjadi kebanggaanmu, menjadi keberuntungan buatmu. Aku mencintaimu Ibu.

Kesalahan, memaafkan.

Gemetar, dada berdebar kencang sekali, sekencang rasa takut ini. Tidak tahu jelas karna apa, dasar bodoh! Jelas-jelas karna kesalahanku sendiri. Sebenarnya kesalahanku ini karna usaha untuk menghilangkan rasa butuhku denganmu tapi ternyata lagi-lagi usahaku salah. Serba salah, dan selalu saja salah. Lelah sekali dengan keadaan diri seperti ini, selalu salah selalu menjadi massalah. Aduh ...


Rasa takut sedikit reda dari semalam, tapi malam ini lebih dikagetkan dengan perkataan mereka. Ketakutan ditambahkan keraguan. Astaga, kenapa semua begitu buruk. Buruk suasana hati, buruk kondisi tubuh ini. Aku mohon, cukuplah hidupku sekeparat ini dan jangan ditambahkan lagi.


Yang terakhir, sebenarnya aku sudah bosan meminta maaf dan apalagi yang aku mintai permintaan maaf, mungkin muak dan bukan lagi bosan. Tapi hanya itu yang bisa dilakukan sekarang, aku mohon beri kesabaran buatku karna itu juga yang aku beri selalu. Ingat, bukan aku pamrih. Hanya saja aku ingin rasa yang ada buatku sama besar atau bahkan jauh lebih hebat dari rasaku buatmu. Mungkin bisa seperti ini ungkapannya "Walaupun kau berbohong dengan pernyataan cintamu, Aku tetap mencintaimu". Bodoh jika dipikir dengan akal sehat, tapi aku percaya setiap orang pernah ada diposisi terbodoh karna perasaan cintanya. Aku tidak pernah merasa menyesal dengan kesalahan dan kebodohan dari perasaan karna aku yakin itu semua adalah proses. Seperti jalan berkerikil, berlumpur, semak belukar dan gelap yang harus dilalui saat mendaki gunung yang diingini, semua itu dilakukan demi menikmati apa yang diinginkan nati. Hasil yang buruk dari sebuah proses sekalipun pasti memiliki hal baik yang akan kalian pakai sewaktu-waktu dalam proses pencapaian kembali.


Aku maklumi kekecewaan, aku terima kemarahan. Tapi jika tidak ada kata "memaafkan" lebih baik berbaliklah badan dan teruskan perjalanan. Jangan pernah kembali melihatku kebelakang, aku yakin ada kecerahan dari hilangnya aku. Tapi jika sebaliknya, aku dimaafkan dan aku diberi kesempatan. Aku akan coba menjadi kebaikan sehingga tidak akan ada lagi alasan untuk tidak dimaafkan dan untuk ditinggalkan.

Cemburu.

Begitu egois rasanya membenci orang masalalu mu. Begitu benci begitu marah dan begitu tidak menginginkan. Dengan kesadaran semua terjadi tapi tetap saja kemarahan. Keraguan datang dengan sesukanya dan sangat sulit diusir dengan keras. Sebenarnya apa mau mu ? mengganggu pikiran, hati dan akal ku ? Merusak apa yang sudah aku bangun, meski aku tahu dan sadar. Bahwa aku pun punyai orang masalalu ku yang pernah begitu nyata tapi aku tidak pernah mau tahu dan mengerti untuk orang masalalu mu. Begitu egois, ya itu lah cemburu.

Perempuan.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki, seperti perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, dan rahim untuk melahirkan. Sehingga tanpa disadari ketika kalian para lelaki menjalankan sisa hidupmu. Akan menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki. Tetapi ia butuh jaminan rasa aman karena ia ada untuk dilindungi. Tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.
Sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang.. Seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak! Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya. Tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya. Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki.
Karena kau dan dia adalah satu. Dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.

Benang merah.

Putar terus kau pusingkan
Tarik dan ulur benang merah ini
Hingga kau lelah hingga kau patah
Aku tidak akan rapuh meski benang merahku kau putuskan
Aku tetap seperti inim tetap sehelai benang merah
Sebelum kau mainkan dan bahkan kau putuskan

Kehilangan jalan pulang.

Sama seperti malam-malam sebelumnya
Sebelum tidur, aku selalu mengikat erat mimpiku agar tahu jalan pulang

Malam ini mimpiku cukup indah
Bertemu seseorang yang mampu mengantarku kembali kekamar (Sepertinya)
Tapi tiba-tiba saja aku terpisah dilorong gelap yang panjang
"Hei! Kau dimana?" "Aku tak bisa melihatmu, begitu gelap depan mataku!"
"Aku disini" Jawabnya sambil mengenggam tanganku
Cukup tenang karna tak sendiri ditempat asing ini

Sepanjang jalan dia bernyanyi untukku
Tidak jelas ucapannya, tapi indah sekali suaranya
Tidak lama aku tertidur, aneh karna aku tidur dengan kaki terus berjalan
Dia tidak mencoba membangunkanku saat bertemu jalan keluar dan ada celah cahaya
Akhirnya aku terbangun karna banyak sekali suara anak-anak kecil berlarian memanggilku

Saat membuka mata, tidak ada satupun orang dihadapan mata
Dia pun tidak ada, meski genggamannya masih terasa
(Mungkin aku terjebak ditempat ini) Dan akhirnya aku lelah
Kehilangan jalan pulang
(Tersadarkan bahwa aku tidak akan pernah bisa pulang, karna kematian)

Rindu..

Angin akan menerbangkanku cepat, masuk melalui jendelamu.
Meski tidak dalam hatimu.
Tapi setidaknya, aku bisa menemanimu sesaat.
Selagi kau terpejam dan lelap.

Kamarmu (Tempat rindu-rinduku tercecer berantakan).
Ketika pada akhirnya rindu-rindu itu menjelma tanda yang tak pernah mengerti aku baca.
Semoga saja tanda itu bisa kau baca dan mengerti rindu-rinduku yang berantakan dalam kamarmu.

Coldplay - The scientist

 

Blog Template by YummyLolly.com