Jatuh cinta, sesederhana inikah? Jauh dari duka.
*
*
Aku merindukanmu, bebas, hirup udara, selama aku bisa.
*
Aku mencintaimu, dekat, seujung hidung, mata melihat.
*
Hari itu, sepasang tanganmu, sepasang matamu;
hingga kini, aku rindu, lekatkan lagi padaku.
*
Terimakasih Sayang, atas segala, atas perasaan yang luar biasa;
bebas atas kesedihan, luka.
*
Jika aku tahu terlebih dulu, akan jarak ini, akan rindu yang berlebih, begitu perih.
*
Ada hal yang tak aku pahami, sedikit aku mengerti,
bagaimana bisa percakapan malam, abadikanmu dalam pikiran.
*
Bukan segalanya dirimu, sebab aku mencintaimu, melainkan bagaimana cara bicaramu,
jatuh cintalah aku, padamu, pada segalanya dirimu.
*
Tunggu aku Sayang, sebentar lagi kususul kau, tidur, tidak mimpi, melainkan disisi hingga pagi.
*
Kita berdua, tak bisa saling bicara, tak bisa saling genggam;
biarlah kita, bercinta, mata saling tatap mesra.
*
Tidurlah sayang, pada dadaku yang lengang, dengarkan, rasakan, detak jantung yang mencinta.
*
Kau, yang kutempuh beberapa jam, waktu, demi sang luar biasa, rindu;
sambutlah aku sayang, eratkan simpul, dadaku, dadamu.
*
Kurebahkan, seutuh tubuh; kau yang menggamak mesra, aku, hatiku, milikmu.
*
Ada kala, aku tak kenal apa itu rindu; kau yang selalu, ada dan terekam, dibalik mata biruku.
*
Kau, yang ada dipinggiran dada, menengahlah. Aku tak ingin kau lengah, jatuh dari dada.
*
Aku cemburu pada angin, yang begitu bebas, masuk dan menyentuhmu, tiap kali ia rindu.
*
Bagaimana bisa kusembunyi senyum simpul, bersama rindu yang tak pernah rapi;
ada baiknya aku simpan, kau dan aku, dalam mimpi.